
Efek Mobil Baru Lesu, Penjualan Mobil Bekas Lewat Lelang IBID Tumbuh
Efek Mobil Baru Lesu, Penjualan Mobil Bekas Lewat Lelang IBID Tumbuh
PT Balai Lelang Serasi (IBID) mencatat, penjualan kendaraan roda empat bekas lewat lelang tumbuh sekitar 10 hingga 15 persen per tahun.
/ Bisnis
Wisnu Andebar July 15th, 6:45 PM July 15th, 6:45 PM
– Pasar mobil bekas melalui sistem lelang terus menunjukkan tren pertumbuhan.
PT Balai Lelang Serasi (IBID) mencatat, penjualan kendaraan roda empat bekas lewat lelang secara industri tumbuh sekitar 10 hingga 15 persen per tahun.
President Director IBID, Daddy Doxa, menjelaskan bahwa lelang memang bukan satu-satunya jalur distribusi mobil bekas, karena konsumen juga memiliki opsi pembelian melalui retail maupun marketplace.
“Kalau secara tahun per tahun ya, termasuk teman-teman di balai lelang yang lain, pada 2024 itu ada growth lah sekitar 10-15 persen di segmen mobil bekas. Tapi memang kan lelang itu hanya salah satu alternatif,” ujarnya saat berada di Jakarta Timur, Selasa (15/7/2025).
Kontribusi lelang tetap signifikan dengan total penjualan di seluruh balai lelang yang bergerak di sektor otomotif mencapai 120 ribu hingga 130 ribu unit pada 2024.
Secara khusus, IBID pada 2024 berhasil melepas sekitar 27 ribu unit mobil bekas dengan nilai omzet sebesar Rp 3,7 triliun.
Memasuki 2025, perusahaan menargetkan pertumbuhan penjualan hingga 35 ribu unit dengan proyeksi omzet menembus Rp 4,5 triliun.
Hingga semester pertama 2025, IBID telah merealisasikan sekitar 51 persen dari target omzet tersebut atau sekitar Rp 2 triliun.
“Kami sudah dapat hampir 50 persen lebih dari target Rp 4,5 triliun. Totalnya kalau omzet ya mungkin sekitar Rp 2 triliun,” kata Doxa.
Meski demikian, perusahaan tetap mewaspadai kondisi pasar pada semester kedua, mengingat potensi penurunan daya beli masyarakat di tengah kinerja penjualan mobil baru yang juga belum sepenuhnya pulih.
Penurunan penjualan mobil baru biasanya berdampak positif pada pasar mobil bekas, namun tantangan tetap ada.
“Diuntungkan, tapi ada satu isu yaitu purchasing power. Itu kan soal ekonomi. Daya beli mulai melemah, ya mungkin berdampak ke kami irisannya,” jelasnya.
Untuk menjaga pertumbuhan, IBID terus memperluas segmen pasar dengan tidak hanya menyasar pembeli korporasi tetapi juga individu.
Meski kontribusi segmen individu masih terbilang kecil, upaya ini diharapkan mampu mendorong volume penjualan.
IBID juga menggandeng perusahaan multifinance untuk mempermudah pembiayaan, mengingat banyak konsumen individu yang lebih memilih skema kredit dibanding pembayaran tunai.
“Kami mencoba tidak hanya ke corporate, tapi juga masuk ke individual. Memang masih kecil sih, enggak mudah, apalagi enggak semua orang individual itu mau beli cash. Makanya kami kerja sama dengan multifinance untuk kredit,” katanya.
Sebagai solusi, IBID menawarkan mekanisme kerja sama dengan multifinance melalui skema pre-approved sebelum lelang berlangsung.
Skema ini diharapkan bisa menjawab tantangan pembayaran yang selama ini harus diselesaikan maksimal lima hari setelah pemenang diumumkan.
IBID yang berdiri sejak 2007 secara rutin menggelar lelang mingguan untuk berbagai produk otomotif, baik kendaraan roda dua maupun roda empat, serta produk non-otomotif seperti alat berat dan barang industri.
Copyright 2025
Related Article