
Laporan wartawan , Rina Ayu
,JAKARTA – Di Indonesia, prevalensi mata kering sendiri mencapai 27,5 persen hingga 30,6 persen.
Mata kering menjadi salah satu kondisi mata yang paling umum terjadi.
Sayangnya banyak masyarakat yang belum memahami bahwa mata kering bisa menjadi tanda awal saat terserang penyakit autoimun.
Berikut beda mata kering biasa dan mata kering dengan autoimun, seperti yang disampaikan dokter penyakit dalam Dr. Laurentius Aswin Pramono dalam kegiatan peringatan Bulan Kesadaran Mata Kering 2025 yang digelar di JEC Kedoya, Jakarta Barat, Rabu (16/7/2025).
Penyebab
Mata kering biasa disebabkan oleh Lingkungan (AC, gadget, polusi), penuaan, obat-obatan, hormonal (menopause)
Mata kering dengan autoimun disebabkan oleh Gangguan sistem imun menyerang kelenjar air mata  (misal: Sjögren’s Syndrome, Lupus, RA).
Usia & Jenis Kelamin
Mata kering biasa terjadi pada mereka yang berusia >50 tahun, lebih banyak pada
wanita.
Mata kering dengan autoimun lebih sering pada wanita usia muda dan paruh baya (karena kecenderungan autoimun).
Gejala Mata
Mata kering biasa gejalanya mata ke erih, berpasir, sensitif cahaya.
Mata kering dengan autoimun gejalanya sama dengan yang biasa namun lebih kronis, berat dan tidak membaik dengan terapi air mata buatan.
Gejala Sistemik (Tubuh lain)
Mata kering biasa tidak gejala sistemik
Mata kering dengan autoimun ada gejala sistemik: mulut kering, nyeri sendi,
kelelahan, ruam kulit, bengkak sendi
Respon Terapi
Mata kering biasa cukup dengan terapi air mata buatan.
Mata kering dengan autoimun perlu terapi tambahan: imunosupresif, steroid topikal, sistemik.
Riwayat Kesehatan
Mata kering biasa tanpa ada riwayat keluarga yang terkena autoimun.
Mata kering dengn autoimun sering ada riwayat autoimun pribadi/keluarga.
Apa itu Penyakit Autoimun?
Ia menerangkan, autoimun merupakan kondisi ketika sistem kekebalan tubuh, yang seharusnya melindungi, justru menyerang jaringan sehat tubuh sendiri.
Ketika ini terjadi pada kelenjar eksokrin, seperti kelenjar air mata, bisa menimbulkan peradangan kronis dan penurunan produksi air mata sehingga menyebabkan mata kering.
“Sindrom Sjögren menjadi salah satu contoh paling umum, yakni ketika sistem imun menyerang kelenjar penghasil air mata dan air liur, sehingga penderitanya bisa mengalami mata kering sekaligus mulut kering secara bersamaan,” terang dokter di JEC Menteng ini.
Selain Sindrom Sjögren, penyakit autoimun lain juga dapat memicu mata kering, antara lain lupus, rheumatoid arthritis (RA), dan scleroderma.