
– Fabio Quartararo mengungkapkan bahwa hubungannya dengan Yamaha saat ini mulai mengalami ketegangan.
Hal ini disebabkan karena ia tidak melihat kemajuan signifikan dari motor Yamaha MotoGP untuk musim 2025, seperti yang diharapkannya.
Dilansir dari laman Crash pada Kamis (17/7), setelah menjadi juara dunia bersama Yamaha pada 2021, performa motor yang menurun membuat pembalap asal Prancis tersebut terperosok ke papan bawah klasemen.
Pada awal 2024, Quartararo menandatangani kontrak baru berdurasi dua tahun dengan Yamaha, sebagian besar karena diyakinkan oleh kehadiran direktur teknis baru, Max Bartolini.
Namun, meskipun terdapat beberapa peningkatan performa musim ini, seperti empat posisi pole dan dua podium dari sprint dan grand prix, Quartararo mulai menyuarakan rasa frustrasinya dalam beberapa pekan terakhir.
Salah satu titik perhatian utama adalah proyek pengembangan mesin V4 baru yang direncanakan Yamaha akan rilis pada 2026.
Meskipun pengenalan mesin V4 tersebut menjadi topik hangat, Quartararo menyatakan bahwa mesin baru bukan segalanya. Yang paling penting baginya adalah kinerja lap time yang kompetitif.
Dalam pernyataan yang disampaikan saat Grand Prix Jerman, Quartararo menyatakan tidak terlalu peduli apakah Yamaha menggunakan mesin V4 atau tidak.
“Saya hanya ingin motor yang kompetitif untuk tahun depan. Performa putaran jauh lebih penting daripada rasa berkendara,” ujar Quartararo seperti dikutip pada Crash.
Quartararo juga menambahkan bahwa Yamaha mengetahui dengan jelas apa yang harus dilakukan agar ia tetap bertahan bersama tim.
Ketegangan ini dipicu karena ia merasa bahwa saat ini, Yamaha belum memberi solusi konkret terhadap masalah performa motor. Meski mendapatkan umpan balik positif dari V4, waktu putaran tetap dianggap lambat.
Quartararo mencatat hasil baik pada akhir pekan Grand Prix Jerman dengan finis ketiga dalam sprint basah dan keempat di balapan utama.
Namun, Quartararo tetap menunjukkan ketidakpuasan atas performa Yamaha saat melaju dalam kondisi lintasan kering, yang dianggap tidak memadai untuk bersaing di papan atas.
Dengan masa depan Quartararo bersama Yamaha yang belum pasti setelah 2026, masa depan kerja sama antara pembalap dan pabrikan Jepang itu kini bergantung pada kemajuan nyata dari sisi teknis.
Jika tidak ada perbaikan berarti, bukan tidak mungkin Quartararo akan mencari peluang di tempat lain. (*)