
Sirkuit Mandalika Jadi Tempat Berlaga untuk Kejurnas MFOS dan ITCR
Sirkuit Internasional Mandalika menjadi tempat penyelenggaraan Kejuaraan Nasional (Kejurnas) Mandalika Festival of Speed (MFOS) serta Indonesia Touring Car Race (ITCR) pada tanggal 19 hingga 20 Juli 2025. Acara ini tidak hanya menyajikan persaingan ketat di lintasan, tetapi juga menjadi ajang ekspresi bagi para penggemar otomotif dan komunitas dari berbagai kalangan.
Salah satu peserta yang turut serta dalam acara ini adalah Edo Riza. Ia berlaga dalam kelas ITCR 3600 Max Kejurnas bersama tim Indostar Motorsport. Mengandalkan mobil Mercedes-Benz W203, Edo berhasil meraih posisi ketiga dan keempat pada dua seri yang ia ikuti.
Edo mengakui bahwa awalnya menghadapi beberapa tantangan saat pertama kali menjajal Sirkuit Mandalika. Salah satunya adalah karakteristik lintasan yang belum sepenuhnya dikuasainya. Selain itu, cuaca yang panas ekstrem dan angin kencang juga memberikan kesulitan dalam mengontrol kendaraan pada kecepatan tinggi.
Namun, dengan latihan rutin, Edo akhirnya mampu menikmati balapan tersebut dan merasakan sensasi luar biasa di salah satu sirkuit terbaik dunia. Ia mengungkapkan bahwa semua rival di kelasnya memiliki semangat besar untuk menang, sehingga jalannya lomba menjadi sangat menantang.
Meskipun berhasil naik podium, Edo merasa hasil yang diraih belum maksimal. Ia berharap bisa tampil lebih baik di seri berikutnya. Untuk mencapai hal tersebut, ia menekankan pentingnya peningkatan latihan pribadi agar lebih memahami karakter sirkuit dan mendapatkan hasil optimal.
Beberapa perubahan teknis akan dilakukan pada kendaraannya, termasuk mengganti final gear dan meningkatkan sistem pendingin mesin agar lebih cocok dengan kondisi cuaca di Mandalika.
Keikutsertaan Edo dalam MFOS dan ITCR tidak lepas dari dukungan berbagai pihak seperti Bank Mandiri, Pertamina, Rizqu Konsultan, Army Nutrition, Diterapi Premier, Universitas Mercu Buana, DCA Auto Gallery, serta Teh Tarik Aik Cheong Ind.
Tantangan Balap di Sirkuit Mandalika
Selain faktor cuaca dan angin, Edo juga mengatakan bahwa karakteristik sirkuit Mandalika membutuhkan adaptasi yang cepat dari para pembalap. Hal ini karena lintasan memiliki variasi tikungan dan perbedaan permukaan yang bisa memengaruhi performa kendaraan.
Ia menjelaskan bahwa setiap balapan di sirkuit ini memerlukan strategi yang tepat. Terutama dalam mengatur kecepatan dan memperhitungkan kondisi cuaca yang bisa berubah-ubah selama balapan berlangsung.
Komunitas Otomotif Berpartisipasi
Ajang MFOS dan ITCR juga menjadi momen penting bagi komunitas otomotif di Indonesia. Banyak peserta yang berasal dari berbagai daerah dan latar belakang, yang saling berkompetisi sekaligus berbagi pengalaman.
Para peserta tidak hanya berlaga di lintasan, tetapi juga saling berdiskusi tentang modifikasi kendaraan, strategi balap, serta cara menghadapi tantangan di sirkuit Mandalika. Ini membuktikan bahwa kejuaraan ini bukan hanya sekadar ajang kompetisi, tetapi juga sebagai wadah untuk berkumpul dan berbagi passion.
Masa Depan Balap di Indonesia
Dengan adanya kejuaraan seperti MFOS dan ITCR di Sirkuit Mandalika, potensi olahraga balap di Indonesia semakin terbuka. Para pembalap dan tim dapat memanfaatkan fasilitas yang tersedia untuk mengasah kemampuan dan meningkatkan prestasi.
Selain itu, dukungan dari berbagai pihak juga menjadi faktor penting dalam perkembangan olahraga balap di Tanah Air. Dengan kolaborasi antara pemerintah, swasta, dan komunitas, harapan untuk melahirkan pembalap-pembalap hebat di masa depan semakin nyata.