
Potensi Pasar Otomotif Indonesia di Amerika Serikat dan Persaingan dengan Jepang
Pengusaha otomotif di Indonesia melihat adanya peluang besar dalam memperluas pasar komponen dan kendaraan bermotor di luar negeri. Dalam hal ini, Gabungan Industri Alat Mobil dan Motor (GIAMM) menyatakan bahwa produk otomotif Indonesia memiliki potensi untuk bersaing langsung dengan Jepang di pasar Amerika Serikat (AS), meskipun terdapat perbedaan tarif bea masuk antara kedua negara.
Indonesia dikenakan tarif bea masuk sebesar 19% ketika mengekspor produk otomotif ke AS, sama dengan yang diberlakukan kepada Filipina. Namun, tarif yang diterapkan kepada produk Jepang hanya sebesar 15%. Meski demikian, Sekretaris Jenderal GIAMM, Rachmad Basuki, mengatakan bahwa Filipina bukanlah pesaing utama bagi produk otomotif Indonesia di pasar AS.
“Filipina tidak menjadi kompetitor langsung karena produksi kendaraannya masih minim dan sebagian besar impornya berasal dari negara lain,” ujarnya. Ia juga menambahkan bahwa ekspor Indonesia ke AS umumnya dilakukan oleh perusahaan-perusahaan joint venture Jepang. Hal ini membuat Jepang menjadi pesaing yang lebih serius.
Menurut Rachmad, meskipun tarif Indonesia lebih tinggi 4% dibandingkan Jepang, biaya produksi di Jepang tetap lebih mahal karena tingginya biaya tenaga kerja. Oleh karena itu, ia yakin bahwa komponen otomotif Indonesia tetap kompetitif di pasar AS.
Ekspor komponen otomotif Indonesia ke AS mencapai kisaran US$1 miliar pada tahun 2024. Rachmad menilai bahwa penurunan ekspor tidak sepenuhnya disebabkan oleh tarif yang tinggi, tetapi juga karena permintaan pasar AS yang sedikit menurun akibat inflasi yang meningkat.
“Kita tidak kalah bersaing, tetapi permintaan pasar AS turun karena adanya tambahan biaya dari tarif,” jelasnya. Meski begitu, ia tetap optimistis bahwa pasar AS akan tetap menjadi pasar terbesar kedua setelah China.
Untuk memperkuat posisi di pasar AS, pengusaha otomotif Indonesia akan terus berupaya melakukan penetrasi dan memperluas pangsa pasar. Selain itu, GIAMM juga sedang mencari peluang baru di pasar-pasar lain seperti Amerika Latin, khususnya Meksiko dan Brasil, serta negara-negara besar lainnya seperti Timur Tengah hingga Afrika.
Saat ini, industri komponen otomotif Indonesia telah mengekspor produknya ke 153 negara. Negara-negara dengan pasar otomotif yang besar seperti Uni Eropa, Afrika Selatan, Nigeria, dan negara-negara BRICS juga menjadi target ekspor yang penting.
Dengan strategi yang tepat dan penguasaan pasar yang baik, Indonesia dapat memperkuat posisinya sebagai produsen komponen otomotif yang kompetitif di pasar internasional. Kesiapan untuk beradaptasi dengan dinamika pasar global menjadi kunci utama dalam mempertahankan daya saing di tengah persaingan yang semakin ketat.