
Kala dengar nama Polytron, mungkin akan langsung terasosiasi kepada produk perangkat elektronik rumah. Mulai dari kulkas, TV, atau speaker musik. Tapi, sekarang Polytron juga punya mobil listrik bernama Polytron G3+.
Tim redaksi OTO mendapat kesempatan untuk merasakan langsung sensasi menggunakan mobil listrik Polytron dalam skenario mobilitas sehari-hari. Mulai dari macet di dalam kota, hingga melesat di jalan tol.
Secara desain, Polytron G3+ tampil
humble
sebagai mobil listrik. Ia tidak menawarkan gaya futuristik seperti kebanyakan
electric vehicle
(EV) lain.
Bagian depan disematkan lampu besar dengan
cluster
LED
projector
di dalamnya. Turun sedikit ke bawah, hadir
grille
yang cukup besar, berbeda dengan kebanyakan EV yang memiliki wajah polos tanpa kisi udara.
Geser ke samping, nuansa SUV semakin terasa berkat aksen
over fender
hitam yang mengelilingi bodi serta
roof rail
di atapnya. Adapun pelek
alloy
yang jadi pusat perhatian lantaran mengadopsi ukuran 20 inci, cukup besar untuk SUV ukurannya.
Sektor buritan juga unik, ada ‘lesung pipi’ berwarna merah sebagai
rear fog light
guna meningkatkan visibilitas kala cuaca buruk. Sementara, di atasnya disematkan lampu memanjang lengkap dengan emblem bertuliskan ‘POLYTRON’ yang menyala di kondisi apa pun, baik siang maupun malam hari.
Kabin yang super lapang, tinggi 178 cm serba leluasa
Polytron G3+ merupakan hasil kerja sama dengan pabrikan mobil asal China bernama Skyworth. Maka tak heran, jika ia punya dimensi dan keseluruhan serupa. G3+ punya panjang total 4.750 mm, lebar 1.910 mm, tinggi 1.710 mm, serta jarak sumbu roda 2.800 mm.
Ukurannya bila boleh digambarkan lebih besar dari Honda CR-V. Dari foto mungkin terlihat ringkas, namun aslinya lebar, sehingga ia mampu menawarkan kabin yang lapang. Tinggi 178 cm pun masih leluasa duduk di baris kedua. Suasana juga lebih terang dan luas berkat hadirnya
panoramic sunroof.
Jok dan sejumlah panel di interior telah dibalut material kulit yang cukup lembut, jadi lebih nyaman berada di dalam. Sistem hiburan terpusat di layar head unit 12,8 inci dengan
operating system
dari Coocaa yang terkoneksi ke audio premium besutan Polytron XBR.
Panel instrumen mengadopsi full digital dengan layar besar yang menampilkan informasi selama berkendara, seperti Tire Pressure Monitoring System (TPMS), informasi media, kecepatan, dan status pengecasan. Sayangnya, pengemudi harus memilih antara menampilkan sisa jarak tempuh baterai atau nominal persentase, tidak bisa keduanya secara bersamaan.
Selebihnya, interior Polytron G3+ cukup untuk menunjang kebutuhan mobilitas sehari-hari, dengan menonjolkan sisi premium dari material dashboard
soft touch
,
ambient light
, dan sentuhan aksen panel kayu.
Rasa berkendara mobil listrik Polytron G3+
Kenikmatan mengemudi suatu mobil diawali dari posisi berkendara. Polytron G3+ telah dibekali pengaturan kursi elektrik untuk kursi depan kanan dan kiri. Selain itu, roda kemudi juga bisa diatur
tilt
(naik/turun) dan teleskopik (maju/mundur), sehingga mudah mencari posisi ergonomis.
Namun, untuk tinggi 178 cm kami merasa setir sedikit kurang dekat dengan badan, tapi masih pas bagi pengemudi dengan postur rata-rata orang Indonesia.
Tuas transmisi mengadopsi model knob putar yang praktis dioperasikan. Kala melaju, penyaluran tenaganya terbilang halus untuk skenario jalan
stop and go
. Meski begitu, kemampuan akselerasinya tak main-main, ia dibekali motor penggerak berkekuatan 150 kW (201 dk) serta torsi puncak 320 Nm.
Penyimpanan energi terpusat di baterai Lithium Iron Phosphate (LFP) berkapasitas 51,9 kWh dengan jarak tempuh 402 km. Kemampuan pengisiannya cukup cepat, pengetesan kami menunjukkan dari 13-100 persen tuntas dalam sekitar 90 menit. Sementara, dari 20-80 persen selesai dengan durasi sekitar 45 menit menggunakan DC Fast Charging 50 kW.
Kenyamanan selama perjalanan ditunjang oleh sistem suspensi indepen MacPherson di depan dan Multi-link Independent di belakang. Hasilnya? Cukup nyaman ketika bertemu kontur jalan bergelombang tanpa ada pantulan berlebih. Ia juga stabil di kecepatan tinggi, hanya sedikit limbung saat menikung agresif.
Kelengkapan fitur
Kelengkapan penunjang keselamatannya terbilang lengkap, mulai dari airbag enam titik hingga sejumlah fungsi ADAS. Tersedia Adaptive Cruise Control (ACC) dengan Integrated Cruise Assist (ICA), Forward Collision Avoidance Warning (FCAW), Autonomous Emergency Braking (AEB), Emergency Lane-Keeping System, Lane Departure Warning (LDW), Blind Spot Detection (BSD), Rear Cross Traffic Alert (RCTA), dan lainnya.
Lebih lagi, SUV Polytron G3+ punya fitur Camping Mode berkat dukungan Vehicle to Load (V2L) dan Built in Power Plug di kabin belakang dengan daya 220 V.
Mobil listrik perdana Polytron ini hadir dalam dua tipe, yakni G3+ dan G3. Keduanya dipasarkan dalam skema pembelian sewa baterai atau kepemilikan utuh dengan baterai.
Polytron G3 ditawarkan seharga Rp 299 juta dengan skema sewa baterai dan Rp 419 juta untuk harga normal. Sementara, Polytron G3+ dibanderol Rp 339 juta dengan skema sewa baterai dan Rp 459 juta dengan baterai.