
– Ratusan warga desa Ngadisari, Sukapura, kabupaten Probolinggo, Jawa Timur kompak usir wisatawan yang hendak menuju gunung Bromo naik motor matic.
Aksi ini dipimpin langsung oleh Kepala Desa Ngadisari, Sunaryono dan dilakukan secara sukarela oleh warga sebagai bentuk kepedulian terhadap keselamatan pengunjung di jalur ekstrem menuju Bromo, khususnya di titik-titik curam yang rawan kecelakaan, (5/7/25) lalu.
Terkait ini, Pemerintah Kabupaten Probolinggo melalui Dinas Perhubungan Kabupaten Probolinggo mengajukan permohonan ke Pemerintah Provinsi Jawa Timur untuk menggelar forum group discussion (FGD) agar regulasi larangan motor matic di kawasan Bromo bisa diberlakukan secara lebih ketat.
Kepala Dinas Perhubungan Kabupaten Probolinggo, Edy Suryanto, menyebutkan, akses masuk Gunung Bromo bukan hanya dari Probolinggo, melainkan juga dari Lumajang, Pasuruan, dan Malang.
Dari berbagai pintu masuk tersebut, wisatawan keluar dari pintu Desa Ngadisari dan masuk ke wilayah Kabupaten Probolinggo.
“Tidak hanya pengontrolan dari bawah, persoalan juga muncul dari lautan pasir yang menjadi tantangan tersendiri,” ujar Edy saat ditemui di kantor DPRD, (7/7/25) dilansir dari Kompas.com.
Edy menambahkan, pihaknya bersurat mengusulkan ke Bakorwil dan Pemprov Jatim untuk menggelar Forum Group Discussion (FGD) guna membahas regulasi larangan motor matic ke kawasan Bromo.
Ia berharap, dari FGD itu muncul regulasi yang bisa menjadi kebijakan bersama demi keselamatan wisatawan dan kelancaran lalu lintas, khususnya motor matic yang sering kecelakaan di jalur Bromo.
Sementara itu, anggota DPRD Kabupaten Probolinggo, Khairul Anam, mengapresiasi meningkatnya antusiasme wisatawan menjelajahi kawasan Bromo.
Ia mengingatkan agar wisatawan tetap mengutamakan keselamatan saat berkendara, terutama di jalur ekstrem dan menanjak.
“Jangan memaksakan diri pakai motor matic yang tidak dirancang untuk medan berat. Lebih baik gunakan jasa kendaraan yang sesuai agar terhindar dari risiko kecelakaan dan mogok di tengah jalan,” imbau Khairul Anam.
Ia menegaskan, keselamatan bukan hanya untuk diri sendiri, tetapi juga pengguna jalan lainnya. Ia berharap, dengan adanya regulasi, kawasan wisata Bromo tetap aman dan nyaman bagi semua pengunjung.