
Kinerja Penjualan Alfa Romeo di Pasar Global
Hasil penjualan setengah tahun pertama tahun ini menunjukkan perbedaan yang signifikan antara pasar Amerika Serikat dan Eropa untuk merek Alfa Romeo. Di AS, penjualan merek Italia ini mengalami penurunan yang cukup dalam, sementara di Eropa justru mencatatkan kenaikan yang positif.
Di Amerika Serikat, hingga bulan Juni, penjualan Alfa Romeo turun sebesar 34 persen dibandingkan periode yang sama pada tahun sebelumnya. Ketiga model utamanya—Giulia, Stelvio, dan Tonale—semua mengalami penurunan dua digit. Giulia mengalami penurunan 32 persen, Stelvio turun 40 persen, dan Tonale turun 28 persen. Jumlah total penjualan ketiga model tersebut hanya mencapai 3.164 unit. Hal ini menunjukkan bahwa Alfa Romeo masih kesulitan untuk mempertahankan daya tarik di pasar AS.
Namun, di Eropa, situasinya jauh lebih baik. Angka penjualan yang dirilis oleh Asosiasi Produsen Mobil Eropa (ACEA) menunjukkan bahwa Alfa Romeo mengalami kenaikan sebesar 33,3 persen selama enam bulan pertama tahun ini. Sebanyak 33.116 unit mobil Alfa Romeo dikirim ke berbagai negara di Eropa, termasuk 27 negara Uni Eropa, Inggris, serta anggota EFTA seperti Islandia, Liechtenstein, Norwegia, dan Swiss.
Perbedaan Pasar antara Eropa dan Amerika Serikat
Perbedaan besar antara penjualan di Eropa dan AS bisa dijelaskan dengan beberapa faktor. Salah satunya adalah fakta bahwa Alfa Romeo tidak menjual model Junior di AS. Model ini merupakan alternatif yang lebih kecil dan murah dari Tonale, dan secara signifikan memiliki kontribusi yang besar terhadap penjualan di Eropa.
Di Eropa, crossover subkompak seperti Junior menjadi salah satu kendaraan yang paling diminati. Ini menunjukkan bahwa tren pasar saat ini cenderung lebih menyukai model-model yang lebih praktis dan hemat bahan bakar. Selain itu, Alfa Romeo juga telah memperluas jajaran produknya dengan meluncurkan SUV-sUV yang semakin populer.
Strategi Produksi dan Platform Bersama
Salah satu strategi yang digunakan oleh Stellantis adalah membangun model seperti Junior pada platform yang sama dengan merek lain, seperti Peugeot 2008, Opel Mokka, Jeep Avenger, dan Fiat 600. Pendekatan ini membantu mengurangi biaya produksi sekaligus meningkatkan efisiensi operasional.
Selain itu, model-model seperti 33 Stradale—yang merupakan supercar Alfa Romeo—juga memanfaatkan teknologi dan desain dari model yang sudah ada, seperti Maserati MC20. Dengan demikian, Alfa Romeo mampu menghadirkan mobil-mobil premium tanpa harus menghabiskan dana besar untuk pengembangan dari awal.
Persaingan di Pasar Mewah
Meskipun Alfa Romeo mengalami kenaikan penjualan di Eropa, mereka masih tertinggal jauh dari raksasa-raksasa mewah seperti BMW, Mercedes, dan Audi. Penjualan 33.116 unit di Eropa masih jauh di bawah angka penjualan BMW yang mencapai 406.126 unit, Mercedes dengan 335.418 unit, dan Audi dengan 328.761 unit. Bahkan Lexus, yang bukan berasal dari Eropa, berhasil mencapai 40.396 unit dengan pertumbuhan sebesar 11,4 persen.
Namun, meski kalah dalam jumlah, Alfa Romeo tetap memiliki peluang untuk berkembang. Bisa dibilang, Alfa Romeo sedang dalam proses pemulihan dan posisinya lebih baik dibandingkan Maserati. Meskipun masa depan mobil-mobil tradisional seperti 8C dan GTV masih belum jelas, bos pemasaran Alfa, Cristiano Fiorio, mengatakan bahwa “kita bisa bermimpi” tentang mobil-mobil yang menyenangkan jika SUV terus mendapatkan daya tarik.
Perubahan pada Model Giulia
Sementara itu, Giulia akan tetap menjadi satu-satunya mobil tradisional yang dimiliki Alfa Romeo. Namun, model ini akan mengalami transformasi dengan menghindari bentuk sedan konvensional. Generasi kedua Giulia yang akan diluncurkan tahun depan kabarnya akan berubah menjadi liftback lima pintu dengan suspensi yang sedikit ditinggikan. Meskipun tidak sepenuhnya menjadi SUV, model ini kemungkinan akan lebih mirip dengan Peugeot 408, Citroën C5 X, atau DS 8.
Tantangan dan Peluang Masa Depan
Secara umum, Alfa Romeo sedang melewati fase transisi yang penting. Meskipun masih banyak tantangan yang harus dihadapi, kenaikan penjualan di Eropa menunjukkan bahwa merek ini memiliki potensi besar untuk bangkit kembali. Dengan strategi yang tepat dan adaptasi terhadap tren pasar, Alfa Romeo bisa menjadi pesaing yang lebih kuat di dunia otomotif global.