
Tantangan Eksternal yang Menghadang Industri Nasional
Menteri Perindustrian Agus Gumiwang mengungkapkan bahwa industri nasional kini menghadapi berbagai tantangan eksternal yang dapat memengaruhi kinerja sektor tersebut. Dalam wawancaranya, ia menyoroti beberapa isu utama seperti lonjakan harga bahan baku, disrupsi rantai pasok global, serta fluktuasi nilai tukar mata uang. Kondisi ini dinilai sangat berpotensi menghambat pertumbuhan dan stabilitas industri.
Untuk menghadapi tantangan-tantangan ini, pemerintah fokus pada upaya menjaga daya beli masyarakat dan ketahanan industri melalui kebijakan-kebijakan strategis. Salah satu langkah penting yang diambil adalah menahan laju pemutusan hubungan kerja (PHK) di berbagai perusahaan. Hal ini ditegaskan oleh Menteri Perindustrian saat membuka acara Gaikindo Indonesia International Auto Show (GIIAS) 2025 di Tangerang, Jawa Barat, pada Jumat (25/7/2025).
Tantangan dalam Industri Otomotif
Secara khusus, Agus menyebutkan bahwa industri otomotif Indonesia sedang menghadapi penurunan penjualan hingga 12,8 persen. Di tingkat regional, kawasan ASEAN juga mengalami penurunan volume penjualan sebesar 5,4 persen, dengan Thailand mencatat penurunan yang lebih besar, yaitu 24,7 persen. Dalam situasi ini, Agus menyarankan pemerintah untuk melakukan benchmarking terhadap kinerja industri otomotif China.
Berdasarkan data dari China Association of Automobile Manufacturers (CAAM), industri otomotif China mencatat peningkatan produksi sebesar 10,9 persen dan penjualan domestik sebesar 9,6 persen. Peningkatan ini didorong oleh subsidi tukar tambah dan posisi harga yang tepat. Selain itu, ekspor mobil China juga meningkat sebesar 7,9 persen, yang berkontribusi sekitar 20 persen terhadap total produksi.
Strategi Ekspor yang Efektif
Menurut Agus, peningkatan ekspor China terjadi karena pemilihan tujuan ekspor yang strategis, seperti Meksiko, Australia, dan Timur Tengah. Tujuan-tujuan ini dipilih agar bisa menghindari tarif impor yang lebih tinggi ke pasar Amerika Serikat. Dengan demikian, produsen otomotif China mampu memperluas pangsa pasar secara efektif.
Agus menegaskan bahwa masa transisi ini bersifat sementara, dan ia optimistis bahwa pasar otomotif domestik akan segera pulih. Ia berharap bahwa ketika momentum tersebut datang, industri otomotif Indonesia sudah siap untuk berkembang dengan integrasi yang lebih kuat, efisien, dan kompetitif.
Dukungan Penuh untuk GIIAS 2025
Dalam rangka mendukung penyelenggaraan GIIAS 2025, Kementerian Perindustrian menyatakan dukungan penuhnya. Pemerintah juga mengapresiasi GAIKINDO, para penyelenggara, serta seluruh pelaku industri yang telah berkontribusi dalam pameran otomotif ini. Salah satu bukti nyata dari upaya pemerintah dan industri adalah peluncuran produk extended electric vehicle (xEV) oleh para produsen. Produk ini menjadi wujud nyata dari komitmen untuk menurunkan emisi gas rumah kaca dan menjaga keberlanjutan lingkungan.