
– Harley-Davidson memasuki babak baru di Indonesia.
Kehadiran brand moge asal Milwaukee di Indonesia diwakili oleh PT JLM Auto Indonesia.
Pergerakan Harley-Davidson di Indonesia saat ini salah satunya tidak lepas dari peran Irvino Edwardly, Sales & Marketing Director PT JLM Auto Indonesia.
Ditemui di Jakarta pada Minggu (13/7/2025), pria asal Sumatera Barat ini memulai karier dari bisnis retail.
“Sehabis kuliah di Amerika, langsung direkrut kerja di Amerika Serikat,” kata pria yang akrab disapa Vino.
“Saya berkerja di salah satu perusahaan retail terbesar di Amerika Serikat,” tambahnya saat ditemui pada Minggu (13/07/2025).
Vino sempat berkarir di negeri Paman Sam selama 4,5 tahun.
Namun pasca tragedi 9/11 dan kondisi perekonomian yang tidak menentu, membuat Vino kembali ke Indonesia
“Sehabis tragedi 11 September dan kondisi ekonomi kurang bagus, saya decide untuk pulang ke Indonesia,” kata Vino.
Karir Vino di Harley-Davidson dimulai ketika diminta untuk bekerja di dealer Mabua.
“Setelah sampai di Indonesia langsung dapat tawaran kerja di dealer Harley-Davidson Mabua,” kata Vino.
“Saya mulai kerja Januari 2004 di sana,” tambahnya.
Saat di Mabua, Vino memulai karirnya dari bagian aftersales.
“Waktu itu mulai dari Departement Head Part & Accesosories,” kenang Vino.
“Awal aftersales, menjadi Assistant GM kemudian jadi GM Marketing,” tambahnya
Vino juga sempat menjadi CEO Maserati di Indonesia.
Namun tidak lama, ia kembali diminta untuk bergabung sebagai Board Of Director Mabua di bagian sales dan marketing.
“Mabua tutup tahun 2017, setelah dari Mabua saya diminta untuk mengembangan bisnis Royal Enfield di Indonesia sampai tahun 2021 akhir,” jelas Vino.
“Saat itu saya juga ada special project yaitu mengembangkan brand H-D yang sempat ada rumor mau pergi dari Indonesia,” tambahnya.
Setelah bergabung di JLM Auto Indonesia, terjadi perubahan penjualan Harley-Davidson Indonesia.
Berkah H-D yang sudah dibuat secara penuh di Thailand ternyata berdampak terhadap penjualannya di Indonesia.
“Di Thailand sudah full manufacturing di sana,” kata Vino.
“Jadi kita bisa memanfaatkan AFTA (Asean Free Trade Area) Agrement,” tambahnya.
Dampaknya harga moge H-D yang tadinya Rp 2,2 miliar bisa ditekan hingga Rp 1,6 miliar saja.
“Selisihnya dari Amerika dengan Thailand ini bisa sampai Rp 600 jutaan,” kata Vino.
“Sehingga yang paling baru dan pesat pertumbuhannya saat ini moge dengan Custom Vehicle Operation atau CVO,” jelas Vino.
Jualan moge Harley-Davidson di Indonesia bukannya tanpa tantangan.
“Tantang terbesar justru dari regulasi pemerintah yang kadang suka berubah-ubah,” ungkap Vino.
“Misalnya regulasi tentang kouta impor,” tambahnya.
Kata Vino, hal itu sangat mempengaruhi bisnis Harley-Davidson di Indonesia.
“Harley bukan hanya jual motor, tapi ada bisnis apparel, part dan juga aksesoris,” jelas Vino.
“Begitu juga dengan homologasi, regulasi pemerintah yang berubah-ubah tentunya berdampak terhadap bisnis kami,” tambahnya.
Selain itu, Vino juga menyoroti persaingan yang tidak sejajar dari moge-moge HD yang didatangkan ke Indonesia melalui jalur tidak resmi.
“Dalam hal ini banyak motor-motor selundupan atau bodong masuk tanpa membayar bea,” ungkap Vino.
“Kalau di pasar harganya tentu jauh di bawah karena mereka enggak bayar bea masuk dan pajak,” tambahnnya.
Sebagai APM, JLM Auto Indonesia hanya bisa lakukan edukasi ke konsumen dan menghimbau pemerintah untuk memperketat pengawasan.
“Kita hanya menghimbau pemerintah, ini kan devisa negara yang hilang,” jelas Vino.
“Enggak hanya bea masuk tapi juga pajak tahunan sehingga double-double kerugiannya,” tambahnya.
Selain itu, JLM Auto Indonesia juga secara tegas menolak menerima aftersales H-D yang didatangkan melalui jalur tidak resmi di Indonesia.
Oya, saat ditanya mulai banyaknya moge dari Tiongkok bergaya Harley-Davidson, Vino menyambutnya dengan positif.
“Kita melihatnya sebagai persaingan yang sehat,” yakin Vino.
“Ini tandanya animo pasar moge di Indonesia cukup tinggi dengan masuknya produk-produk lain,” tambahnya.
Menurut Vino, ada soul yang cuma bisa didapatkan di moge Harley-Davidson.
“Kita melihat Harley itu punya karakteristik sendiri,” ujar Vino.
“Punya nilai history dan legendary yang enggak bisa dibeli dari brand lain,” tutupnya saat ditemui di Jalan Hang Lekir No.27, Kebayoran Baru, Jakarta Selatan.
Terakhir, pria jebolan Business and Finance University of Georgia berharap kalau Harley-Davidson dapat tawarkan produk terbaru dengan pelayanan dealer yang semakin baik.