
BANDA ACEH,
– Pocut Amera Aqila (13) begitu semringah saat memasuki pintu gerbang MTsN Model Banda Aceh.
Sebagai seorang anak, ia merasa bangga bisa diantarkan langsung oleh sang ayah pada hari pertama sekolah, Senin (14/7/2025).
“Doakan adek ya, adek sampai sini saja (gerbang sekolah). Hari pertama menuju remaja,” ucap Pocut sambil tersenyum kepada ayahnya.
Pocut memilih cukup diantarkan sampai ke depan pintu gerbang saja.
Alasannya, ia ingin mandiri dan tidak mau ayahnya telat masuk kantor gara-gara mengantarkannya ke sekolah.
“Adek kepingin mandiri, boleh sampai di depan pagar saja. Sayang juga ayah nanti telat ke kantor,” ujarnya.
Mulai hari ini, Pocut telah menjadi siswa baru kelas VII MTsN Model Banda Aceh.
Ia tiba di sana tepat pukul 07.00 WIB di tengah guyuran hujan.
“Senang sekali, Pocut memang pilih sekolah di madrasah dan alhamdulillah lewat di sini (MTsN Model Banda Aceh),” katanya.
Ayah Pocut, Maulizar (46), juga begitu bahagia bisa mengantarkan putri keduanya masuk sekolah di hari pertama.
Bagi Maulizar, tugas ayah paling besar adalah melindungi sang anak.
“Meyakini bahwa hari-hari sekolah anak itu menjadi tanggung jawab besar ayah, sampai anaknya itu bisa hidup pada masanya. Bukan hidup pada masa ayahnya, tapi masanya nanti,” katanya.
Maulizar menceritakan, pengalaman hari pertama mengantarkan Pocut ke sekolah cukup berkesan.
Pasalnya, saat keduanya keluar dari rumah, cuaca sangat mendung, dan di tengah perjalanan, hujan pun turut turun.
Tak hanya itu, saat melintasi kawasan Lampriet Banda Aceh, tiba-tiba ban belakang mobil juga bocor.
Namun, Maulizar tetap memaksa menekan pedal gas karena takut buah hatinya terlambat.
“Saya gas terus di tengah hujan itu, Alhamdulillah pas berhenti di depan bengkel, tak jauh dari sekolah. Saya turun menyeberangi Pocut di tengah macet dan lampu merah kawasan Jambo Tape,” tuturnya.
Maulizar mengatakan, memang keinginan putrinya sendiri untuk sekolah di MTsN Model.
Dalam hal ini, dia tidak pernah mengintervensi, tetapi membiarkan pilihan sang anak asalkan itu terbaik baginya.
“Memang pilihan Pocut sendiri sekolah di madrasah. Madrasah kehidupan, bekal masa depan,” ucapnya sambil tersenyum.