
Perang Harga Mobil Listrik dan Tanggapan Mitsubishi
Isu perang harga mobil listrik kembali menjadi sorotan, terutama setelah munculnya berbagai merek yang menawarkan produk dengan harga lebih murah dibandingkan kompetitor. Fenomena ini menarik perhatian masyarakat, terutama saat acara Gaikindo Indonesia International Auto Show (GIIAS) 2025 berlangsung. Banyak produsen memilih untuk menurunkan harga agar dapat menarik minat konsumen. Namun, tidak semua merek mengikuti tren ini.
Intan Vidiasari, GM of Marketing Communication & PR Division MMKSI, memberikan tanggapannya terkait isu tersebut. Menurutnya, MMKSI tidak akan terlibat dalam perang harga yang sedang marak saat ini. Ia menilai bahwa konsumen semakin cerdas dan tidak hanya melihat harga saat membeli kendaraan. Mereka juga mempertimbangkan faktor jangka panjang.
“Konsumen sekarang makin pintar, artinya mereka tidak hanya mengutamakan harga kendaraan pada saat beli, tetapi juga mempertimbangkan kontrak jangka panjang,” ujarnya. Intan menekankan bahwa MMKSI fokus pada kualitas yang baik. Hal ini dibuktikan dengan peluncuran beberapa model baru seperti X-Pander dan Destinator.
Selain itu, Intan menyarankan kepada konsumen untuk memahami biaya kepemilikan atau cost ownership sebelum membeli mobil. Biaya ini mencakup berbagai aspek selama masa kepemilikan kendaraan, bukan hanya harga awal pembelian. Dengan memahami hal ini, konsumen bisa lebih siap secara finansial.
Mitsubishi, menurut Intan, adalah satu-satunya merek yang tidak memberikan diskon besar-besaran. Ia percaya bahwa konsumen masih memperhitungkan total biaya kepemilikan, bukan hanya harga awal. Hal ini terbukti dari jumlah Surat Pemesanan Kendaraan (SPK) yang stabil dan tidak pernah turun dari target.
Perlu dipahami bahwa pengelolaan keuangan jangka panjang sangat penting. Menghitung biaya kepemilikan membantu pemilik kendaraan memastikan bahwa mereka tidak hanya siap membeli mobil, tetapi juga mampu menanggung biaya operasionalnya. Misalnya, ketika mobil dijual kembali, harganya bisa sangat rendah. Jika mengorbankan kualitas demi harga murah, maka dampaknya bisa buruk bagi konsumen di masa depan.
Intan menjelaskan bahwa meskipun ada tren perang harga, pihaknya tetap yakin bahwa konsumen akan mempertimbangkan kualitas dan biaya jangka panjang. Hal ini menjadi dasar dari strategi yang diambil oleh MMKSI. Tidak hanya menawarkan produk berkualitas, tetapi juga memastikan bahwa konsumen mendapatkan nilai yang sesuai dengan investasi mereka.
Dengan pendekatan ini, Mitsubishi berusaha membangun kepercayaan dan loyalitas konsumen. Meski tidak mengikuti tren perang harga, brand ini tetap menunjukkan komitmen terhadap kualitas dan kepuasan pelanggan. Hal ini menjadi langkah strategis dalam persaingan pasar mobil listrik yang semakin ketat.