
Inovasi Baterai Mobil Listrik MG yang Mengubah Persepsi
MG Motor Indonesia kembali memperkenalkan inovasi teknologi baterai untuk mobil listrik mereka. Dalam ajang GIIAS 2025, perusahaan ini memperkenalkan baterai dengan konsep terbaru yang diberi nama “Magic Cube”. Teknologi ini dianggap sebagai langkah besar dalam pengembangan kendaraan listrik.
Baterai “Magic Cube” menggunakan konsep cell-to-pack yang memiliki dimensi sangat tipis. Meskipun begitu, baterai ini mampu menyimpan daya tahan dan kapasitas yang sangat besar. Ketebalan baterai hanya sekitar 110 mm, lebih tipis dari kaleng minum biasa. Hal ini memberikan manfaat signifikan dalam penghematan ruang penyimpanan, sehingga membuat kabin mobil lebih lega.
Meski tipis, baterai ini dirancang dengan kepadatan energi tinggi hingga 180 Wh/kg. Dengan demikian, jarak tempuh mobil tidak terganggu. Struktur baterai juga diperkuat dengan isolasi nano lapisan tahan api dan dilengkapi katup otomatis pelepas panas sebagai sistem perlindungan tambahan.
Joy Zheng, Managing Director Unifi ed Advanced Battery System (UABS) Indonesia, menjelaskan bahwa konsep horizontal cell layout pada baterai ini menjadi satu-satunya di dunia. “Teknologi ini memberikan kepadatan energi yang luar biasa meskipun sangat tipis,” ujarnya.
Baterai ini dikembangkan berdasarkan platform E2 Battery yang merupakan hasil riset dan pengujian selama tiga tahun sejak 2019. Proses produksi dimulai pada 2021. Platform ini menjadi dasar dari desain baterai horizontal pertama dan satu-satunya di dunia. Pengembangan baterai ini dilakukan bersama SAIC dan CATL.
Sebagai bagian dari proses pengujian, baterai MG telah melalui berbagai kondisi ekstrem. Misalnya, baterai menghadapi paparan suhu hingga 55°C, benturan keras, serta penetrasi langsung menggunakan paku besi. Seluruh unit baterai memiliki sertifikasi IP67 yang menjamin ketahanan terhadap air dan debu—faktor penting untuk iklim tropis seperti Indonesia.
Selain itu, baterai MG dilengkapi dengan sistem Intelligent Battery Temperature Control Management. Sistem ini bekerja secara 24 jam non-stop untuk memantau kondisi baterai. Jika suhu meningkat, sistem pendingin otomatis akan bekerja untuk menjaga suhu tetap ideal di kisaran 20°C. Dengan demikian, baterai tetap aman dan masa pakainya bisa mencapai lebih dari 12 tahun.
Jason Huang, CEO MG Motor Indonesia, menjelaskan bahwa konsep cell-to-pack memungkinkan penggantian baterai dengan mudah. “Jika baterai sudah lemah, penggantian bisa dilakukan dengan hanya mengganti per cell atau baterai utuh,” ujarnya. Hal ini membantu menekan biaya penggantian baterai.
Baterai “Magic Cube” telah digunakan pada berbagai model mobil listrik MG, termasuk MG ZS EV, MG4 EV, dan MG4 EV Max yang baru diluncurkan di GIIAS 2025. Bahkan, mobil listrik ikonik mereka yaitu MG Cyberster juga menggunakan baterai ini.
Joy Zheng menegaskan bahwa meskipun dimensinya kecil, kapasitas dan kepadatan dayanya sangat besar. “Tidak ada kompromi performa, bahkan untuk kendaraan sport sekalipun. Ini adalah bukti nyata bahwa desain tipis tidak berarti kemampuan terbatas,” ujarnya.
Untuk menjaga ketersediaan baterai ini di Indonesia, sejak 2024 MG telah bekerja sama dengan Unifi ed Advanced Battery System (UABS) Indonesia. UABS Indonesia adalah joint venture antara UABS Co. dan PT Agung Kentjana Abadi. Kemitraan ini bertujuan untuk memproduksi baterai EV secara lokal.