
Penurunan Penjualan Sepeda Motor di Pasar Otomotif Indonesia
Pasar otomotif khususnya sepeda motor mengalami penurunan signifikan dalam beberapa bulan terakhir. Hal ini disebabkan oleh berbagai faktor yang memengaruhi daya beli masyarakat. Dalam catatan selama semester pertama tahun 2025 (Januari-Juni), penjualan sepeda motor menurun sebesar 2,09% dibandingkan periode yang sama pada tahun sebelumnya. Total penjualan sepanjang tahun ini mencapai 3.104.629 unit, sedangkan pada periode yang sama tahun lalu, angka tersebut sebesar 3.170.994 unit. Artinya, terjadi penurunan sekitar 66 ribu unit.
Dalam data Asosiasi Industri Sepeda Motor Indonesia (AISI), penjualan motor pada bulan Juni 2025 mencapai 509.326 unit, yang lebih baik dibandingkan penjualan Mei 2025 sebanyak 505.350 unit. Meskipun ada sedikit peningkatan, tren keseluruhan tetap menunjukkan penurunan.
Faktor Penyebab Turunnya Daya Beli Konsumen
Salah satu penyebab utama penurunan penjualan adalah turunnya daya beli konsumen. Kondisi ekonomi global dan dalam negeri yang tidak stabil turut memengaruhi kepercayaan masyarakat terhadap pembelian kendaraan roda dua. Untuk mengatasi hal ini, lembaga pembiayaan seperti FIFgroup mulai meluncurkan strategi yang lebih fleksibel dan mudah diakses.
Banyak masyarakat yang ingin memiliki kendaraan namun merasa kesulitan dengan modal awal yang besar. Salah satu contohnya adalah Suryady Sinaga dari Makassar, Sulawesi Selatan. Ia mengungkapkan bahwa mewujudkan impian tidak selalu memerlukan modal besar. Menurutnya, kepercayaan dari awal menjadi kunci utama. Ia membeli motor Honda Revo melalui FIFgroup karena prosesnya cepat dan mudah.
Selain itu, FIFgroup juga membantu masyarakat dalam memenuhi kebutuhan lain, seperti kepemilikan barang elektronik atau hobi. Hal ini menunjukkan bahwa lembaga pembiayaan ini tidak hanya fokus pada sepeda motor, tetapi juga memberikan solusi untuk berbagai kebutuhan sehari-hari.
Contoh Sukses dari Nasabah FIFgroup
Aditya Warnik dari Bukittinggi, Sumatera Barat, juga berbagi pengalamannya. Ia memulai usaha bakso keliling dengan gerobak sederhana dan berkembang setelah membeli sepeda motor Honda. Ia mengambil pembiayaan sepeda motor di FIFgroup pada tahun 2011 untuk membeli Honda Vario. Dengan modifikasi motor menjadi gerobak, ia bisa menjual bakso lebih jauh dan meningkatkan pendapatan.
Menurut Benny Setiawan, Corporate Planning & Communication Division Head FIFgroup, pihaknya konsisten memberikan nilai tambah dengan menjadi solusi keuangan yang relevan dan berbasis kepercayaan pelanggan. Ia menyatakan bahwa dinamika merger dan akuisisi merupakan bagian dari tren konsolidasi yang memperkuat industri pembiayaan.
“Setiap pembiayaan bukan hanya tentang angka, tapi soal kepercayaan untuk masa depan,” ujarnya. FIFgroup fokus pada customer experience yang unggul dan menyediakan banyak pilihan pembiayaan bagi pelanggan. Proses pembiayaan yang cepat dan prima serta keterjangkauan dan kemudahan akses menjadi prioritas utama.
Kinerja Keuangan yang Solid
Catatan pencapaian kinerja PT FIF cukup solid. Hingga kuartal I-2025, perusahaan berhasil mencatat laba bersih sebesar Rp1,13 triliun, meningkat 2,9% secara year-on-year (yoy) dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya. Penyaluran pembiayaan tumbuh hingga Rp12,3 triliun (+11,82% yoy), didukung kenaikan jumlah unit yang dibiayai sebesar 6,38% yoy. Net Service Asset (NSA) meningkat 17,9% yoy menjadi Rp49,013 triliun dan rasio Non-Performing Finance (NPF) nett terjaga di level 0,03%, menunjukkan kinerja yang sangat sehat sesuai standar OJK.
Benny menyatakan bahwa angka-angka ini memberikan motivasi bagi perseroan untuk terus meningkatkan layanan kepada konsumen. Bukan hanya memudahkan transaksi, tetapi juga memberi ruang bagi mimpi dan harapan untuk terwujud, seperti yang dialami oleh Suryady dan Aditya di berbagai daerah di Indonesia.