
Isu Penurunan Harga Wuling Binguo EV Mengundang Kekhawatiran Konsumen
Sejumlah pemilik mobil listrik Wuling Binguo EV baru-baru ini mengajukan petisi online yang berjudul “Kami Dirugikan! Harga Wuling Binguo EV Turun Rp180 Juta dalam 7 Bulan!” di situs Change.org. Petisi ini muncul setelah terjadi penurunan signifikan pada harga mobil tersebut hanya dalam waktu sekitar tujuh bulan sejak peluncuran awalnya.
Hingga awal Agustus 2025, petisi tersebut telah ditandatangani oleh lebih dari 500 orang. Mereka merasa dirugikan akibat penurunan harga yang begitu besar. Isu ini juga menjadi perhatian luas di media sosial dan pemberitaan otomotif nasional.
Isi Petisi dan Tuntutan Pemilik
Petisi yang diinisiasi oleh Zyovanni Satya Negara menampilkan pernyataan tegas dari para pemilik yang merasa tidak adil. “Penurunan drastis ini bukan disebabkan oleh pasar atau penggunaan, melainkan strategi Wuling yang tidak transparan dan tidak berpihak pada konsumen awal,” tulis isi petisi tersebut.
Dalam petisi ini, para pemilik menuntut tiga hal utama. Pertama, mereka meminta penjelasan resmi dari Wuling Motors mengenai alasan penurunan harga Binguo EV yang sangat besar dalam waktu singkat. Kedua, mereka menuntut kompensasi bagi konsumen awal yang membeli mobil dengan harga lebih tinggi. Bentuk kompensasi yang diusulkan antara lain berupa cashback, insentif, atau program tukar tambah khusus. Ketiga, mereka menuntut komitmen dari Wuling untuk lebih transparan dalam kebijakan harga ke depan agar kejadian serupa tidak terulang dan konsumen terlindungi.
Respons dari Wuling Motors
Isu penurunan harga ini muncul setelah adanya kabar bahwa Wuling menurunkan harga Binguo EV hingga Rp180 juta. Penurunan ini terjadi bersamaan dengan peluncuran BYD Atto 1 di ajang GIIAS 2025 yang dijual mulai dari Rp195 juta.
Brand Communication Senior Manager Wuling Motors, Brian Gomgom, memberikan respons terkait isu tersebut. “Tidak, kita tidak pernah ada revisi atau penurunan harga sama sekali. Tidak ada, kalau mau lihat harga resminya itu bisa cek di laman resmi Wuling, jadi tidak ada revisi atau apa pun terkait dengan produk yang ditanyakan tadi,” ujar Brian Gomgom di GIIAS 2025.
Ia menambahkan, “Ya kembali lagi itu ke diler karena itu kebijakan dan sebuah strategi mereka, diler itu kan punya stok dan mungkin harus dijual segera. Jadi kita tidak bisa telusuri lebih dalam lagi.”
Reaksi Konsumen dan Dampaknya
Meski telah dibantah oleh pihak Wuling, para pemilik tetap merasa dirugikan dan mendesak adanya kompensasi. Mereka menilai penurunan harga yang cepat telah merugikan secara finansial dan menurunkan nilai jual kendaraan mereka.
Zyovanni Satya Negara menegaskan bahwa tuntutan ini penting untuk melindungi konsumen dari kebijakan yang merugikan. Petisi ini juga menuntut Wuling agar memberikan kepastian harga yang lebih stabil di masa depan.
Sampai kini, petisi tersebut terus mendapat dukungan dari pemilik Binguo EV lainnya dan menjadi pembahasan hangat di komunitas otomotif. Hal ini menunjukkan bahwa isu ini tidak hanya menjadi masalah individu, tetapi juga mencerminkan kekhawatiran yang lebih luas terhadap praktik bisnis perusahaan otomotif.